Jumat, 27 Februari 2009

Merajut Kasih




Malam ini tanggal 28 Februari 2008. Sabtu malam Minggu


dikediaman H. Azrin Nurdin di Telanaipura Jambi, dengan undangan seniman Jambi mulai dari tahun 60 an hingga sekarang akan hadir dalam Temu kangen, Merajut kasih.( kutang lebih 1500 orang) Menyatukan kembali yang dulu pernah ada, terserak dan kini dipertemukan kembali dengan visi dan misi dalam Rentak Besamo. Kebersamaan.


Kita bangkitkan kembali batang nan terendam, kait barang nan hanyut, cari barang nan hilang, kito kejar kanti nan lah dulu pegi. Kito rajut tali kasih sesama insan seni, Maju dengan rentak besamo, dengan Payung Negri


Kepado semua yang ado. yang meraso pernah memberi warna seni di bumi Pucuk Jambi Sembilan Lurah, kecik dak kami sebut namonya, gedang dak pula kami sebut gelarnya, mohon ampun, mohon maaf yang sedalam dalamnya apabilo dakdo sampe himbau kami ditempat anda, itu kami akui hanya disebab ketidak tahuan kami.


Dakdo maksud nak ninggalkan, dak pula niat nak melupokan, sewmuanyo itu kami akui, kealpaan dan ketidak tahuan kami semato mato. Sekali lagi mohon maaf beribu ribu ampun pada dunsanak sekalian.


Kemuko kita jalin yang terserak. kito sumbangkan tenago dan fikiran untuk maju besamo dinegeri iko.


Be Payung Negeri kita semuo. Semoga.

Jumat, 06 Februari 2009

MENCARI JEJAK SANGKALA




Insya Allah, Sabtu malam Minggu, tanggal 28 Februari 2009, dengan mengambil tempat di Museum Negri Jambi rame-rame kita akan datang bersama untuk “Mengirik Pernik-Pernik Sejarah Jambi” dari kumpulan tulisan sejarawan Jambi yang mestinya cukup dikenal dikalangan masyarakat Jambi khususnya.
Bang Junaidi didaulat oleh rekan rekan yang peduli untuk mengisi cover baru di Tahun 2009 di Jambi ini dengan melounching “MENCARI JEJAK SANGKALA “ yang diterbitkan pertama kalinya oleh Jambi Heritage 2007.
Kita perlu banyak tahu tentang kepedulian dan kemauannya bang Jun, sehingga mampu menulis pernik pernik sejarah Jambi yang satu ketika akan dapat dibuktikan kebenaran dalam perjalanan sejarah Jambi ini agar terkuak menjadi milik bangsa.
Kekayaan sejarah Jambi, mungkin juga banyak sejarawan diluar Jambi yang menulis berdasdarkan data dan fakta yang ada. Pada giilirannya tentu akan lebih menambah wawasan dan membuka wacana pemikiran masyarakat Jambi khususnya, sehingga tidak tergagau, terkejut dan terpana ketika orang lain lebih banyak bercdrita dan tahu tentang harta kekayaan intelektual Jambi.
Malam Lounching ini diharapkan akan dihadiri oleh pejabat teras di Jambi, para sejarawan lainnya, dosen, mahasiswa, pelajar, seniman dan budayawan.
Upaya ini dalah merupakan aktualisasi dari target sasaran plafond Jambi yaitu, MAMPU, MAJU, MANDIRI.
Paling tidak salah satu dari ketiga M (mampu) itu sudah ada yang memulai.
Kita akan mengajak dan menganjurkan lini lainnya untuk bergerak menuju kemampuan lain yaitu Maju. Insya Allah kalau sudah dimulai dengan Mampu, disusul Maju, pada tahapan berikutnya kita akan Mandiri.
Tapi jauh sebelum ketika M ini bergulir, ada satu M yang utama yaitu MAU ! .

Ingat ! Kalau Mau seribu akal, kalau tidak Mau, seribu alasan

Jangan berlindung dikata ini, jangan berdalih membalik lidah, kita Mau, kita Maju, kita Mandiri. Amin.

Rabu, 28 Januari 2009

Indahnya Jambi Tempo doeloe




Rumah rakit Pulau Pandan

Banjir tahun 1955





Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah,
Menghargai Perjuangan Pahlawannya.
Menjadikan panutan dan pelajaran untuk masa depan.
Sejarah hari ini adalah hasil goresan perjalanan sejarah masa lalu.
Sejarah hari ini haruslah lebih baik dari masa lalu.

Kesalahan dan keburukan masa lalu tidak boleh terulang untuk hari ini
dan hari hari kedepannya. . . . . . . . . . . . . . . . .
Pandangan optimis dan cerah kemasa depan akan menjadi obor
penerang dalam kegelapan, pelita didalam hati
Senantiasa memandu, membimbing
Membuat pagar membentuk benteng dari kekhilafan dan kesalahan
Baca bekas masa lalu, lihat yang sudah berlaku
Pelihara dari kepunahannya.

Jumat, 23 Januari 2009

Sejarah Masjid Al Falah

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sekaligus sebagai umat yang beriman dan bertaqwa terhadap Allah SWT, masalah optimalisasi pengadaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana ibadah yang dikelola oleh sumber daya manusia baik dalam hubungannya dengan Sang Pencipta maupun keharusan hubungannnya dengan sesama manusia dan alam semesta merupakan tujuan utama yang terdapat diberbagai aspek dasar yaitu pemeliharaan dan pengamalan agama, pengembangan jiwa, pengembangan akal dan budi, pengembangan masa depan dan keutuhan suatu Agama.

Pengembangan dan pengelolaan suatu sarana ibadah merupakan faktor sangat penting, agar setiap umat manusia dan bangsa Indonesia yang telah diberi hak untuk memperoleh kenyamanan dalam melaksanakan Ibadah sesuai dengan Undang-undang yang ada dalam rangka meningkatkan harkat, derajat dan martabat bangsa yang pada gilirannya tercapainya kehidupan yang sejahtera baik lahir maupun batin yang ditopang dengan rangka pengamalan suatu ajaran agama dalam berbagai disiplin ritual yang bernuansa duniawi maupun ukhrawi, dalam perspektif pengamalan agama khususnya agama Islam.

Pemerintah Provinsi Jambi memberikan perhatian khusus bagi tercapainya Kesejahteraan Masyarakat yang ditandai dengan melaksanakan pembangunan Masjid Agung Al Falah yang berdiri megah di pusat Kota Jambi. Dengan telah dibangunnya Masjid ’sentral’ ini diharapkan Umat Islam khususnya di Provinsi Jambi dapat memanfatkannya semaksimal mungkin dengan berbagai aktifitas ritual ibadah sebagai bekal dalam upaya penguasaan berbagai sendi kehidupan secara teratur dan baik, sehingga kesejahteraan sosial dapat terwujud. Disamping itu juga umat islam khususnya di Provinsi Jambi dapat menjadikan masjid ini sebagi basis pendidikan, pengembangan dakwah dan syiar Islam secara luas dan teroganisir.
Jambi, Desember 2008

Kepala Biro Kesejahteraan Sosial


iiM. Zubaidi AR, SH, M.Si.
SAMBUTAN KETUA UMUM
MASJID AGUNG AL-FALAH JAMBI


Bismillahirohmănirrahiim.
Assalamu'alikum Warohmatullahi Wabarokaatuh.

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas Rahmat dan Karunia-Nya, Pemerintah Provinsi Jambi melalui Biro Kesejahteraan Sosial Setda Provinsi Jambi telah dapat berupaya menerbitkan Buku Sejarah Masjid Agung AL-FALAH Jambi yang merupakan salah satu dokumen Sejarah yang sangat penting artinya bagi Pemerintah Provinsi Jambi dan Masyarakat Jambi, khususnya generasi muda.

Saya menyambut baik dan mengucapkan terima kasih kepada Tim Penyusun dan semua pihak yang telah membantu untuk mempersiapkan segala sesuatunya yang berkaitan dengan terbitnya Buku Sejarah Masjid Agung AL-FALAH Jambi ini.

Demikian sambutan kami, semoga ALLAH SWT senantiasa memberikan Taufiq dan Hidayah kepada kita semua, Amiin.

Jambi, Desember 2008

Ketua Umum
Masjid Agung Al-Falah Jambi



H. Syafruddin Effendi, SH.
iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
SEKAPUR SIRIH ................................................................................ ii
SAMBUTAN KETUA UMUM MASJID AGUNG AL FALAH JAMBI ...... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................ iv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................. 1
B. Fungsi Masjid ................................................................ 1
C. Lokasi Masjid Agung Al-Falah ....................................... 2
BAB II. SEJARAH MASJID AGUNG AL FALAH JAMBI
A. Prakarsa Berdirinya Masjid ........................................... 3
B. Proses Pembangunan Masjid ......................................... 4
C. Pemberian Nama Masjid ................................................ 8
D. Masjid Seribu Tiang ....................................................... 9
BAB III. KEGIATAN TA’MIRUL MASJID
A Kagiatan Harian ............................................................ 11
B. Kegiatan Mingguan ......................................................... 11
C. Kegiatan Bulanan ........................................................... 12
D. Kegiatan Tahunan .......................................................... 12
BAB IV. MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN MASJID
A. Kepengurusan ............................................................... 14
B. Imam Besar, Imam Harian .............................................. 14
C. Renovasi dan Usaha Pengemnbangan ......................... 16
BAB V. PENUTUP

ivTIM PENYUSUN DAN NARA SUMBER


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang.

Melihat semakin tumbuh dan berkembangnya keberadaan Masjid di Provinsi Jambi mengidentifikasikan bahwa masyarakat Jambi yang mayoritas muslim sangat memerlukan peningkatan pembangunan sarana peribadatan, dimana masjid selain berfungsi sebagai tempat sholat dapat pula berfungsi sebagai pusat bagi peningkatan untuk mempertebal rasa ukhuwwah basyariyyah dan wathoniyyah sesuai dengan kato adat Melayu Negeri Sepucuk Jambi sembilan Lurah yang mengatokan "Adat bersendi Syara', syara' bersendikan Kitabullah, Syara' mengato, adat memakai". Sehingga dengan demikian mayarakat Jambi dapat dengan lebih khusu' untuk menjalankan kewajiban terutama dalam melaksanakan Sholat, menjalankan syi'ar agama, menimba Ilmu pengetahuan dan sebagainya yang bermanfaat pada kehidupan duniawi dan ukhrawi sekaligus sebagai kemasyhuran masyarakat Jambi.

Dengan demikian berarti kita sangat membutuhkan adanya Masjid induk sebagai Sentral Manajemen dimana Masjid bukan hanya sebagai sarana tempat Ibadah Umat Islam, akan tetapi lebih dari itu adalah dalam rangka Tafaqquh fiddin dan sebagai Ma'had da’wah Islamiyah secara konprehenship dalam pencapaian Taqarrub Ilallah.

B. Fungsi Masjid

Sebagai salah satu perwujudan nyata program Pemerintah Jambi dalam rangka Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya memerlukan upaya gigih bersama terutama untuk menumbuh kembangkan jiwa dan semangat pemberdayaan umat dalam melaksanakan berbagai kegiatan. Oleh karena itu Masjid Agung Al Falah Jambi mempunyai fungsi antara lain :

1. Sebagai sarana Ibadah disetiap waktu yang tercermin dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan di Masjid ini.
1
2. Sebagai sarana untuk menimba ilmu pengetahuan baik kawula muda dan tua, melalui berbagai Pengajian yang tergabung dalam Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT), Forum Organisasi Silaturrahhim Antar Pengajian (Forsap), maupun Pengajian Antar Maghrib-Isya (PAMI) dan sebagainya.

3. Sebagai sarana untuk peningkatan Dakwah Islamiah dan silaturrahim, yang dikemas dalam berbagai bentuk praktek dakwah baik oleh kalangan mahasiswa, cendikiawan, kawula muda/Remaja Masjid dan sebagainya.

4. Sebagai simbol kemasyhuran dan cita-cita masyarakat Jambi, yang mengedepankan pengamalan agama dalam berbangsa dan bernegara yang tercermin dalam Lambang Negeri Sepucuk Jambi Sembilan Lurah yang memiliki Sebuah gambar Masjid, Gong dan Keris Siginjai yang dilengkapi pula dengan Air Sungai Batanghari yang terpanjang di Sumatera.

C. Lokasi Masjid Agung

Masjid Agung Al-Falah Jambi berlokasi di Jalan Sulthan Thaha No. 60 Kelurahan Legok Kecamatan Telanaipura Kota Jambi yang Sekretariatnya berada di Gedung Islamic Centre Jambi. Masjid ini terletak di Pusat Keramaian, tepatnya berdekatan dengan Pasar Angso Duo (Pasar Tradisional) Masyarakat Kota Jambi.
















2
BAB II

SEJARAH MASJID AGUNG AL-FALAH JAMBI

A. Prakarsa Berdirinya Masjid Agung Al-Falah

Ide perencanaan program pembangunan Masjid Provinsi ini telah dimulai pada tahun 1960-an oleh Pemerintah dan dari beberapa pemikiran tokoh-tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat Jambi yang bertujuan untuk meningkatkan Syi’ar Islam, disamping akibat peningkatan jumlah penduduk juga untuk mempermudah umat dalam menjalankan Ibadah.

Dari berbagai pendapat yang timbul untuk mencari berbagai solusi terbaik termasuk lokasi, pendanaan dan sebagainya, maka pada tahun 1971 program Pembangunan Masjid Provinsi ini baru dapat dimulai. Pembangunan Masjid ini diprakarsai oleh Drs. H. Abdurrahman Sayoeti, Sekretaris Daerah Provinsi Jambi ketika itu, dan dengan didukung oleh sejumlah Tokoh Ulama, Pejabat Pemerintah dan tokoh Masyarakat Jambi sepakat akan mendirikan sebuah Masjid Provinsi yang nantinya akan menjadi simbol kemasyhuran masyarakat Jambi. Para Tokoh tersebut antara lain :

1. Prof. Syekh H.M.O. Bafadhal
2. Prof. DR H. Chatib Quzuwain
3. Prof. DR. H. Sulaiman Abdullah
4. Tuan Guru H. Abdul Kadir Ibrahim
5. Tuan Guru H. Saman Muhi
6. Tuan Guru H. Nurdin Abdul Ghani
7. Tuan Guru M. Daud (Al Hafizh)
8. Tuan Guru H. M. Jadawie
9. Tuan Guru HM. Yusuf Dahali
10. Tuan Guru H. M. Zuhdito
11. Tuan Guru H. Said Magwie
12. Drs. H. Hasyip Kalimuddin Syam
13. Tuan Guru H. Majid Ghaffar
14. H. Abdurrahman Sayuti
15. Tuan Guru H. Abdul Kadir Aripin
16. dan lain-lain
3Usulan pembangunan masjid ini disampaikan kepada Gubernur KDH Tingkat I Provinsi Jambi Bapak RM. Noer Atmadibrata sekaligus dimohon kepada beliau dapat meminta kembali ”tanah yang bersejarah”, yaitu tanah bekas kerajaan melayu Jambi yang semula pada tahun 1885 dikuasai oleh Belanda agar dijadikan lokasi pembangunan Masjid Provinsi. Tanah tersebut pernah dijadikan Pusat Pemerintahan Belanda (Benteng Belanda). Setelah kemerdekaan Republik Indonesia dari penjajahan Belanda lokasi Benteng tersebut dikuasai oleh pihak Korem 042 / Gapu. Selanjutnya Gubernur melalui Sekretaris Daerah menghubungi Panglima Kodam II Sriwijaya di Palembang untuk meminta kembali tanah tersebut sebagai lokasi Pembangunan Masjid. Usaha ini membuahkan hasil dengan disepakati dan dikembalikan tanah tersebut kepada Pemerintah Daerah Provinsi Jambi yang dulunya juga milik Pemerintah Kerajaan Melayu Jambi .
(Sumber, Drs. H. Hasyip Kalimuddin Syam)





















B. Proses Pembangunan Masjid

Proses Pembangunan Masjid ini mengalami berbagai tahapan
1. Tahap Pertama :

Kontrak Pengerjaan dilaksanakan pada tanggal 6 Januari 1971
Dana : Rp. 30.600.000 (APBD) Provinsi Jambi
4Pekerjaan : - Pembersihan lapangan/Lokasi dan sebagainya
- Pagar Proyek/Lokasi keliling
- Pondasi bangunan induk sampai blok slop
2. Tahap kedua, Kontrak tanggal 27 Maret 1971
Dana : Rp. 35.395.000 (APBD) Provinsi Jambi
Pekerjaan :
ü Pagar Pintu
ü Steger
ü Plesteran
ü Beton
ü Saluran air

3 . Tahap ketiga, Kontrak tanggal 1 Juli 1971.
Dana : Rp. 38.111.500 (APBD) Provinsi Jambi
Pekerjaan : Turap beton, beserta stiger dan bakisting.

4 . Tahap Keempat,Kontrak tanggal 20 Maret 1971
Dana : Rp. 33.668.401,02 (APBD) Provinsi Jambi
Pekerjaan :
ü Instalasi Listrik bagian dalam Kubah dengan 540 mata lampu
ü Penutup bola kristal 48 buah
ü Penangkal Petir
ü Cat bagian dalam kubah seluas 5.447,60 M2

5. Tahap Kelima, Kontrak tanggal 7 April 1972
Dana : Rp. 35.700.000,- (APBD)
Pekerjaan : 64 Unit payung beton.

6. Tahap Keenam, Kontrak tanggal 26 Desember 197
Dana : Rp. 53.900.000,- (APBD)
Pekerjaan :
ü 32 Unit Payung Beton
ü Delatasi dan sebagian pembuatan saluran air hujan

7. Tahap Ketujuh, Kontrak tanggal 8 Agustus 1975
Dana : 39.000.000,- (APBD)
Pekerjaan :
ü Sebagian lantai/plint Tralux ukuran 40x40 cm= 1.375 m2
ü Dinding Mihrab

8. Tahap Kedelapan, Kontrak tanggal 15 Jini 1976
Dana : 98.000.000,- (APBD)
5Pekerjaan :
ü 48 Unit Payung beton
ü Urugan tanah di bawah kubah dan unit payung
ü Pasangan batu bata dinding kolam keliling bangunan


9. Tahap kesembilan, Kontrak tanggal 18 Mei 1976
Dana : Rp. 50.000.000,- (BanPres RI)
Pekerjaan :
ü Kaca Mosaik pada lobang lengkung Kubah dan bawah lufiel kubah dengan atas payung.
ü Sebagian lantai Tralux x410 M2.
ü Dinding rooster beton.
ü Tempat Wudhu'.

10. Tahap Kesepuluh, Kontrak tanggal 15 Juni 1976
Dana : Rp. 69.769.000,- (APBD)
Pekerjaan :
ü Urugan pasir di bawah tegel Tralux
ü Lantai tegel Tralux ukuran 40x40 cm = 3.070 M2

11. Tahap Kesebelas, Kontrak tanggal 15 Juni 1977
Dana : Rp. 20.231.000,- (APBD)
Pekerjaan :
ü Pengukuran lapangan
ü Biaya administrasi
ü Panel listrik
ü Plesteran dinding kolam
ü Pasangan dinding Porselen untuk kolam warna biru muda
ü Pembuatan jembatan beton diatas kolam air
ü Pembuatan pagar besi bagian muka mesjid = 289,70 M

12. Tahap Kedua belas, kontrak tanggal 20 Mei 1978
Dana: Rp. 48.364.000,- (APBD)
Pekerjaan:
ü Pagar tembok
ü Pasangan batu bata penahan tanah
ü Travo listrik
ü Instalasi lampu-lampu taman
ü Air mancur
ü Pembersihan lapangan dan perataan tanah

6
13. Tahap Ketiga belas, Kontrak tanggal 25 Juli 1978
Dana : Rp. 101.635.000,- (APBD)
Pekerjaan :
ü Kupasan tanah Halaman
ü Jembatan penghubung
ü Jalan setapak beton
ü Beton lengkung
ü Plaza
ü Jalan setapak sekitar taman
ü Rumput/ Pertamanan
ü Drainage/ tangga masuk
ü Finishing

14. Tahap keempat belas, Kontrak tanggal 17 september 1979
Dana : Rp. 37.790.000,-(APBD)
Pekerjaan :
ü Bulan bintang 2 buah untuk kubah dan menara
ü tulisan ayat Alqur'an pada dinding mihrab
ü Prasasti
ü Nama masjid dengan hurup stainles stel
ü Cat kolam keliling warna biru
ü Pemindahan tiang-tiang pada halaman
ü Entrance dengan lantai super bata


Disamping tahapan diatas secara terpisah telah selesai pula pembangunan gedung Islamic Centre pada tahun anggaran 1974/1975 dengan biaya sebesar Rp.55.000.000,- yang terdiri dari Banpres RI sebesar Rp. 50.000.000,- dan ditambah dengan Anggaran Pemerintah Daerah Tingkat I Jambi dan juga dibangunnya sebuah menara yang selesai pembangunannya pada tahun anggaran 1976/1977 dengan ukuran:

Tinggi : 38.50 M
Dana : Rp 25.000.000,-
Sumber dana : sumbangan dari PT. Waskita Karya

Tahap Penyempurnaan tahun 1980/1981
Dana : Rp.10.000.000,-
Pekerjaan : - Pembuatan 1 Buah Rumah Jaga
- Pembuatan tempat wudhu', dan WC Wanita
7
Mengingat tahapan Pelaksanaan Pembangunan Masjid sudah dianggap selesai untuk bisa dimanfaatkan, maka Gubernur Jambi H.Maschun Syofwan, SH berusaha dan meminta kesediaan Preisiden RI berkunjung ke Jambi untuk meresmikannya, maka pada tanggal 29 September 1980 Presiden Soeharto meresmikan Pemakaian Masjid yang diberi nama "Masdij Agung Al Falah Jambi" yang menelan biaya keseluruhannya ketika itu berjumlah Rp. 743.139.991,02. Sejak saat itu Pemerintah dan masyarakat Provinsi Jambi resmi memilki sebuah masjid megah yang bernama Masjid Agung Al-Falah Jambi berdiri diatas tanah seluas + 26.890 M2 atau + 2,7 Ha, Luas Bangunan Masjid 80 x 80 M =6.400 M2 dengan kapasitas daya tampung + 10.000 orang jamaah.



C. Pemberian Nama Masjid
8 Setiap sesuatu yang telah dibangun diperlukan suatu nama sebagai identitas yang sipatnya spesifik melambangkan berbagai keunggulan dan kelebihan. Oleh karena itu sebuah Masjid perlu diberi nama, dimana para ulama penggagas berdirinya masjid ini yang tercantum pada Bab sebelumnya, menginginkan memberi nama masjid ini dengan sebutan Masjid Agung Al-Falah Jambi. Walaupun semula banyak nama alternatif yang timbul, namun para Ulama sepakat untuk tidak meninggalkan sebutan Al-Falah yang berarti Kemenangan, oleh karena itu pemberian nama masjid ini memiliki makna antara lain :

1. Pada sisi Islami, bahwa Al-Falah berarti Kemenangan, yang memberi pengertian bahwa kehidupan manusia di dunia ini harus memperoleh kemengan dengan mempertebal keimanan, ketaqwaan dan dengan menjalankan berbagai aktifitas yang dikemas baik dalam amal maupun ibadah.

2. Dari segi sejarah, mengingat pula bahwa lokasi dibangunnya masjid ini adalah Tanah Pilih Peseko Betuah, yaitu tanah milik kerajaan melayu Jambi yang pada tahun 1885 dikuasai oleh Pemerintah Belanda (Benteng Belanda), namun dengan Perjuangan yang gigih, akhirnya lokasi ini dapat dikuasai oleh Pemerintah Melayu Jambi, yang artinya bahwa Jambi telah menang dalam perjuangan melawan Belanda, yang kemudian dilokasi tanah Benteng ini sebagai tanah pilih dijadikan lokasi Pembangunan masjid yang megah dan agung, oleh karena itu maka Masjid ini diberi nama masjid Agung Al-Falah Jambi.

D. Masjid 1000 Tiang

Masjid Agung Al-Falah Jambi sebagai simbol kemasyhuran masyarakat Jambi dikenal dengan julukan Masjid 1000 tiang, karena Masjid ini dibangun dengan konstruksi tahan gempa dan memiliki 232 buah tiang penyangga atap dan kubah.

9
6 Masjid Agung Al-Falah ini memiliki nuansa dan keunikan tersendiri, karena banyaknya tiang penyangga Masijid ini dijuluki Masjid 1000 tiang, juga tidak berdinding kecuali bagian Barat dan Mihrab yang dihiasi dengan ornamen kaligrafi ayat-ayat Al-Qur’an, nama Allah, nama Nabi SAW dan Khulafaur Rasyidin serta tidak menggunakan AC (pendingin ruangan) yang dilengkapi dengan sebuah Bedug yang terletak dibagian depan Masjid.


Dengan demikian maka pengertian seribu tiang disini hanya untuk menggambarkan bilangan yang banyak, bukan berarti jumlahnya 1000, tapi hanya 232 buah tiang.










10
BAB III

KEGIATAN TA’MIRUL MASJID

Usaha Ta’mirul masjid (memakmurkan masjid) tentunya sarat dengan berbagi aktifitas atau ibadah yang melekat didalamnya melalui berbagai kegiatan yang telah dilaksakanakan antara lain :

A. Kegiatan Harian :
1. Sholat maktubah dan nafilah, baik bagi karyawan, Remaja masjid, Pelajar, masyarakat dan sebaginya.
2. Ceramah-ceramah
3. Pelayanan bagi masyarakat yang mau melaksanakan Akad Nikah (Insidentil)
4. Pelayanan bagi masyarakat yang baru masuk Islam (Insidentil)
5. Bimbingan tempat manasik Haji dan Umrah
6. Pengajian setiap hari
7. Pendidikan bagi anak-anak TK, SD dan SMP Yayasan Al falah Jambi.


B. Kagiatan Mingguan
1. Sholat Jum'at yang disiarkan langsung oleh RRI dan TVRI (Insidentil)
2. Pengajian Majelis Ta'lim, BKMT, dan Pengajian Alhidayah serta Forsap

11
C. Kegiatan Bulanan.
1. Pengajian Al Qur'an bagi remaja pada setiap bulan.
2. Tabligh dan Tausiah setiap bulan.
3. Pengajian masyarakat Intelektual.


D. Kegiatan tahunan
1. Menyambut Tahun baru Hijriah.
2. Peringatan Isra' dan Mi'raj
3. Peringatan Maulid Nabi
4. Peringatan Nuzulul Qur'an
5. Sholat Tarawih dengan Imam Tahfis 30 Juz setiap bulan Ramadhan
6. Tadarus Al- Qur'an oleh IPQAH Provinsi Jambi yang disiarkan langsung oleh RRI.
7. Buka Puasa bersama pada bulan Ramadhan ( insidentil )
8. Sholat I’dain (Idul Fitri dan Idul Adha)
9. Menyelenggarakan penyembelihan Hewan Qurban pada Idul Adha dengan kegiatan :
a. Menerima Hewan Qurban dari unsur Muspida, Para Pejabat dan masyarakat lainnya.
b.
12Menyembelih hewan qurban dan mendistribusikannya kepada kaum du'afa.
10. Mengumpulkan dan mendistribusikan Zakat Infaq dan Sodaqah melalui BAZIS Masjid Agung Al-Falah Jambi.
11. Mencetak buku himpunan khutbah Jum'at.




















13
BAB IV

MANAJEMEN DAN
PENGEMBANGAN MASJID

A. Kepengurusan

Kepengurusan Masjid Agung Al Falah Jambi diketuai oleh seorang ketua umum, yaitu Sekretaris Daerah Provinsi Jambi, seorang wakil ketua, (Kakanwil Departemen Agama Provinsi Jambi) dengan Sekretaris umum Kepala Biro Kesejahteraan Sosial Setda Provinsi Jambi, seorang wakil Sekretaris, Bendahara dan dilengkapi dengan beberapa bidang antara lain :

- Bidang Peribadatan dan PHBI
- Bidang Pembinaan masyarakat dan wanita
- Bidang Pembinaan Pemuda
- Bidang Pembangunan dan Pengembangan
- Bidang Pemeliharaan, Keamanan dan Kebersihan

Kepengurusan Masjid Agung Al Falah Jambi ini bertugas antara lain mengkoordinasikan dan mengatur pelaksanaan setiap kegiatan ibadah dan da'wah di Masjid Agung Al-Falah Jambi, serta mengelola kebersihan, menjaga keamanan Masjid dan bertanggung jawab kepada Gubernur Jambi, mengingat diangkatnya seseorang menjadi Pengurus Masjid Agung Al-Falah Jambi berdasarkan dengan Surat Keputusan Gubernur Jambi.

B. Imam Besar, Imam Harian.

Adapun para Imam yang pernah ditunjuk dan bertugas di Masjid Agung Al-Falah Jambi ini dari tahun 1980 sejak diresmikan sampai saat buku ini diterbitkan antara lain adalah :

1. Prof. Syech HMO Bafadhal
2. Bakhtiar Effendi
3. Drs. HM.Amin Chudori
4. Drs HM Haviz Dahroni, MA
5. Drs. HA. Somad Yusuf
6.Drs. Nawawi Husin
7. Drs. HM. Syu’ib kardi
14
8 . H. Solahuddin Taher
9. H.Hasan Basri, S Ag
10. M. Ridwan, S Ag
11. M. Zubir, S PdI


Para Imam ini bertugas pada Sholat setiap waktu, Sholat Jum’at bahkan Sholat Tarawih pada bulan Ramadhan, sholat hari Raya dan sebagainya.

Melihat keadaan dan tuntutan zaman, dimana seorang imam tidak hanya dituntut berfungsi sebagai pemimpin dalam Ibadah Sholat saja, namun lebih dari itu seorang Imam secara etik dan emosional, harus mampu menjadi pemimpin religius yang membimbing dan mengayomi umat yang diimaminya. Karena itulah masalah perimaman diperlukan manajemen dan figur yang profesional.

Sehubungan hal tersebut di atas, maka pada tanggal 22 Oktober 2008 dan tanggal 19 Desember 2008, bertempat di ruang rapat Biro Kessos Setda Provinsi Jambi, telah dilaksanakan rapat dalam rangka Pengembangan dan Manajemen Masjid Agung Al Falah Jambi yang dihadiri oleh Karo Kessos, Karo Organisasi dan Hukum, Biro Keuangan, MUI, Bappeda, dan dari kanwil Depag Provinsi Jambi. Diantara hasil Keputusan rapat tersebut adalah menggagas adanya satu orang Imam Besar dan dua orang Imam Harian yang ditunjuk berdasarkan Keputusan Gubernur Jambi, dimana Kepada masing-masing Imam Besar dan Imam harian diberikan fasilitas menempati 3 (tiga) buah rumah yang telah tersedia di komplek masjid Agung Al-Falah Jambi serta diberikan Honor tetap yang bersumber dari APBD Provinsi Jambi dan Uang Kas Masjid Agung Al Falah Jambi.


15
.
C. Renovasi dan Usaha Pengembangan


Masjid Agung Al-Falah Jambi dari berbagai tahapan yang telah dilalui menghasilkan sebuah bangunan megah dan bermanfaat besar bagi masyarakat khususnya Umat Islam di Provinsi Jambi, yang hingga kini sudah banyak mengalami berbagai renopasi dan peningkatan serta penyempurnaan.

Dalam rangka pengelolaan dan perawatan dalam operasional Masjid Agung Al-Falah Jambi ini diperlukan biaya perawatan/pemeliharaan fisik dialokasikan dana melalui APBD Provinsi Jambi pada tiap-tiap tahun yang dimulai tahun anggaran 1981/1982.
16Sejak diresmikan pada tanggal 29 September 1980 hingga saat ini masjid Agung Al Falah tahap demi tahap telah banyak mengalami pembenahan dan peningkatan antara lain dibangun 1 buah gudang dengan ukuran 49 M2 dan juga melapisi tiang utama penyangga kubah dengan tembaga, membuat pagar dan kolam ikan yang panjangnya mengelilingi Masjid.
(Nara Sumber : Drs. H. Junaidi T. Noor)
Disamping berbagai pembenahan yang terus dilakukan, maka dirasa perlu membuat dan merencanakan kegiatan yang mendukung dan yang akan dilaksanakan kedepan. Kegiatan ini telah diawali dengan adanya kegiatan Study banding ke Masjid Istiqlal Jakarta dan Masjid Dian Al Mahri di Depok Jawa Barat, guna memperoleh berbagai informasi dalam rangka pengembangan dan pemberdayaan Masjid. Diantara rencana kegiatan pengembangan kedepan dan yang sedang digalakkan antara lain meliputi:

1. Mengisi kolam yang telah tersedia dengan berbagai jenis ikan sebagi sumber perekonomian masjid dan pengelolanya, bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi.
2. Akan membangun Etalase (rumah kaca) yang akan dijadikan Boutiqe penjualan Busana Muslim dan sebaigainya.
3. Akan mengadakan rehab Sekretariat Masjid Agung Al-Falah Jambi guna untuk lebih menyempurnakan tata administrasi dan manajemen yang lebih baik dan maju.
4. Penerbitan brosur yang dibagi-bagikan kepada jamaah.(GU)
5. Sebagai tempat Bimbingan dan Konsultasi tentang keagamaan, yang diasuh oleh Imam Besar Masjid.


17

BAB V

P E N U T U P


Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat hidayah, taufiq dan inayah-Nya Tim Penyusun dapat menyelesaikan dan mempersembahkan kepada para pembaca Buku Sejarah Masjid Agung Al-Falah Jambi ini. Melaui Tulisan yang singkat ini kami berupaya mediskripsikan perjalanan sejarah bedirinya masjid Agung Al-Falah Jambi dari awal hingga tulisan ini dibuat.

Disamping itu mengingat Masjid ini sebegai tempat yang dianggap bersejarah karena dibangun diatas tanah yang bersejarah,, maka sewajarnyalah dibuat suatu torehan tulisan sejarah. Torehan sejarah tersebut telah diupayakan oleh Tim dan Nara sumber yang telah dapat dirangkum dalam tulisan ini, sekaligus sebagai upaya menghargai jasa para pemimpin negeri ini dari periode ke periode berikutnya dan dari berbagai pihak yang telah bersusah payah memancangkan bangunan suatu Masjid ditanah pilih kerajaan kesultanan Jambi yang manfaatnya sangat besar khususnya bagi kaum muslimin di Provinsi Jambi. Oleh karena itu harapan kami kiranya khasanah hasil penulisan sejarah Masjid Agung Al-Falah ini memberika manfaat antara lain :
.
1. Memberikan motifasi kepada kaum muslimin untuk memelihara dan memakmurkan masjid karena Masjid sebagai tempat Ibadah dan pedalaman ilmu pengetahuan untuk menuju kepada ketqwaan dan kesucian, maka sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Islam untuk memakmurkan sekaligus merawat dan menjaga kondisi fisik masjid beserta fasilitas yang terdapat dilingkungannya, mulai dari ruang peribadatan, ruang konsultasi, sekretariat, tempat wudhu’ tempat buang air (toilet), seluran air, tirai pembatas laki-laki dan perempuan dan sebagainya
2. Memotivasi dan meng-informasikan kepada Generasi muda (Anak-cucu) yang akan datang dapat mengetahui sejarah berdirinya Masjid Agung Al-Falah Jambi.
3. Dapat dijadikan reverensi bagi yang membutuhkannya baik dikalangan Mahasiswa, Pelajar dan masyarakat yang mengunjungi Masjid kemasyhuran masyarakat Jambi ini.
18



Kami menyadari sepenuhnya dalam tulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, tiada gading yang tidak retak, oleh karena itu, dengan hati yang ikhlas dan berlapang dada, kami mohon sumbang saran dan masukan dari para pembaca Sejarah Masjid Agung Al-Falah ini untuk dijadikan bahan dalam rangka penyempunaan tulisan ini. Kiranya setiap masukan apalagi dibekali dengan data akurat yang kami terima dari pembaca menjadi suatu amal dan memperoleh pahala yang berlipat ganda, amin ya rabbal ’alamin.





























19



TIM PENYUSUN

Penasehat : H. Syafruddin Effendi, SH (Plt. Sekda Prov. Jambi)
Pembina : H. Hasan Kasyim, SH.(Asisten II Sekda Prov. Jambi)
Ketua Tim : M. Zubaidi AR, SH, M.Si. (Karo Kessos)
Sekretaris : Drs. Ahmad, MM. (Kabag. Agama Biro Kessos)
Bendahara : Nana Nurhana (Staf Biro Kessos)
Anggota : Drs. M.Almunawar (Staf Biro Kessos)
Anggota : Erna Sulistyowati, SE. (Staf Biro Kessos)
Anggota : Rd. Amrun S. Pd. (Staf Biro Kessos)
Anggota : Aripin (Staf Biro Kessos)
Dokumentasi : Drs. Suparto. PA (Staf Biro Kessos)
Operator : Ali Imron Rosyadi, S.Ag. (Staf Biro Kessos)




NARA SUMBER


1. Drs. H. Hasip Kalimuddin Syam (Ketua Lembaga Adat Melayu Provinsi Jambi)
2. Prof. DR.H. Sulaiman Abdullah (Ketua MUI Provinsi Jambi)
3. Drs. H. Junaidi T. Noor (Staf khusus Gubernur Jambi)
4. H. Ismail Yusuf (Cendikiawan Muslim Jambi)



20